Sunday, March 16, 2014

MY STORY: Enchanted (Part 1)



Jumat, 7 Maret 2014
Enggak tau kenapa, mulai dari pagi sampai malam, lagu ini selalu aku putar di laptop atau handphone. Liriknya benar-benar terngiang terus.
Lagu yang sangat cocok disandingkan dengan kejadian selama 2 hari ini...


"There I was again tonight
Forcing laughter, faking smiles
Same old tired lonely place

Walls of insincerity,
Shifting eyes and vacancy
Vanished when I saw your face

 
All I can say is it was enchanting to meet you
 
Your eyes whispered, "Have we met?"
Across the room your silhouette
Starts to make its way to me
The playful conversation starts
Counter all your quick remarks
Like passing notes in secrecy

 
And it was enchanting to meet you
All I can say is I was enchanted to meet you


 
This night is sparkling, don't you let it go
I'm wonder-struck, blushing all the way home
I'll spend forever wondering if you knew
I was enchanted to meet you

 
This night is flawless, don't you let it go
I'm wonder-struck, dancing around all alone
I'll spend forever wondering if you knew
I was enchanted to meet you

 
This is me praying that
This was the very first page
Not where the story line ends
My thoughts will echo your name
Until I see you again
These are the words I held back
As I was leaving too soon
I was enchanted to meet you

 
Please don't be in love with someone else
Please don't have somebody waiting on you
Please don't be in love with someone else
Please don't have somebody waiting on you"
  ~Lyrics from Taylor Swift - "Enchanted"~


Aku bertemu dengan orang yang pernah ku suka dulu, entah kapan itu, aku sudah lupa.

Sebut saja namanya "Ardy"

Aku sudah mengenal dia cukup lama, aku lupa tepatnya kapan, tapi yang pasti pertemanan kami berawal dari Facebook.

Hebat ya si Facebook ini, mendekatkan yang jauh, menjauhkan yang dekat *halah*

Singkat cerita...

Jadi, mulai dari Facebook, akhirnya kami pun berkenalan satu sama lain. Dia pun memberikan PIN BB-nya, dan aku invite dia.

Saat kami sudah punya PIN masing-masing, aku lihat foto profilnya. Aku cukup kaget melihatnya. Bagiku, dia cakep juga. Dengan paras kacamata yang keren, jenggot yang tercukur rapi, membuat jantungku sedikit berdetak kencang.

Di chat BBM, aku minta nomor HP-nya, mungkin suatu saat aku pengen curhat, aku bisa menghubungi dia.

Tapi kami lebih sering chatting lewat BBM saja. Biasanya sih aku yang curhat duluan, ya biasalah kalo aku curhat, pasti tentang Bang Joe. Kalo si Ardy ini jarang banget curhat ke aku, kayaknya hidupnya oke-oke aja, gak ada dinamika cintanya sama sekali. Haha...

Tapi nyatanya dia juga pernah curhat ke aku. Disaat aku curhat sama dia, dia numpang curhat juga. Dia pernah cerita tentang mantannya yang masih dia suka, keluarganya, dll.

Namun, namun, dan namun....aku dan dia gak pernah sekalipun melakukan yang namanya "telponan"

Ya, aku sama sekali gak pernah mendengar suaranya. Kami hanya berkomunikasi lewat chat BBM yang notabene gak bakalan keluar sedikitpun suara dari lawan bicaranya kan?
Walaupun nomor HP-nya ada di kontakku, namun sama sekali gak pernah terbesit untuk memencet tombol "call" di BB-ku saat itu.

Begitu pula dengannya, gak ada sama sekali panggilan telepon darinya.

Ya intinya sejak awal pertemanan kami hingga sekarang, aku sama sekali gak pernah dengar suaranya seperti apa. Ya semoga saja suaranya gak kayak ayam berkokok, singa mengaum, atau pocong berteriak (emang pocong bisa teriak???)

Sampai suatu ketika...
Rabu, 5 Maret 2014 (Jam 17.00)

Aku sedang mengerjakan tugas kuliah bersama dengan temanku di perpustakaan. Saking seriusnya, aku sampai gak tau kalo ada 3x panggilan telepon dari nomor tak dikenal...

Aku ganti HP sejak 2 bulan lalu, dan BBku yang dulu aku "museum" kan di lemari, jadinya gak banyak kontak di HP-ku yang baru.

Sampai suatu ketika di panggilan telepon yang ke-4 dari nomor tak dikenal itu...

"Sore dek...lagi apa?" dia menyapaku untuk pertama kalinya

"Iya, ini siapa ya?", balasku terhadap nomor yang tak dikenal itu

"Ini Bang Ardy. Masih inget gak dek?"

"Bang Ardy yang mana ya? Yang suka badminton itu??", aku bilang seperti itu untuk memastikan saja, karena aku mengenal 2 orang yang namanya Ardy, yang satu hobinya "mendekam" di kamar kos sambil makan es krim, yang satu lagi suka badminton.


"Iya dek, bener. Adek lagi dimana? Lagi ngapain"

"Oh, aku lagi di perpustakaan nih, lagi ngerjain tugas sama temenku. Kenapa bang?"

"Oh, gitu. Aku lagi di Jogja nih dek. Baru aja nyampe, sekarang baru nyampe kamar hotel. Malam ini sibuk gak?"

"Hmmm...gak tau juga bang. Tapi kayaknya enggak deh. Kenapa nih?"

"Mau gak ajak abangmu ini jalan-jalan keliling Jogja? Adek ada helm dua gak?"

"Oh, gitu. Oke, gapapa. Jam berapa mau dijemput? Aku ada helm 2 kok."

"Di depan Hotel X yang ada warna ungu-ungunya itu dek. Tau kan? Nanti jemput jam 7 aja ya.

"Oke, nanti aku kabarin kalo aku udah mau jalan ke sana ya.

"Sip, abang tunggu ya dek. Makasih. Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumsalam".

Telepon pun ditutup. Aku jadi geregetan sendiri mendengar suaranya.
Untuk pertama kalinya, sejak sekian lama kami ngobrol via BBM, baru saat itu aku mendengar suaranya. Aneh juga sih rasanya, udah kenal lama tapi baru sekarang denger suaranya.

"Yuda, yuk cepetan ngerjain tugasnya. Nanggung nih, dikit lagi", ucapku pada Yuda yang pada saat itu lagi males ngelanjutin ngerjain tugas kami.

"Duh, bentar deh An, males mikir nih!", balas Yuda dengan malasnya.

"Udaaaah, ayooo! Dikit lagi nih, nanggung tau!"

"Iya iyaaa..."

Dan akhirnya kami pun segera menyelesaikan tugas kami. 

Setelah selesai, aku pun kembali ke kos, mandi, dan bersiap-siap untuk berangkat.
Aku tak sabar untuk bertemu dengan Bang Ardy, seperti apa rupa aslinya....

Bersambung ke Enchanted (PART 2)

No comments:

Post a Comment

YOU MIGHT ALSO LIKE: