Monday, January 6, 2014

MY STORY: Brondong atau Om-Om?


2 Januari 2014, Jam 05.30
Pagi ini aku terbangun dari tidurku karena suara alarm di handphoneku. Kulihat di sampingku Bang Joe masih mendengkur, tidurnya sangat pulas. Aku pun mematikan alarm tersebut, dan langsung memeluk Bang Joe sambil membangunkannya, karena hari ini dia sudah mulai masuk kerja.

Lalu di Android-ku, aku menerima BBM dari salah satu teman kampusku, namanya Guntur. Dia juga "belok" alias biseks (not gay), sama sepertiku.

"Aan, kamu lagi di kost gak?"

"Enggak Gun, aku lagi di Jakarta nih, di tempatnya Bang Joe."

"Oh, gitu. Kirain kamu lagi di kost. Pengen curhat langsung aja sih. Oh ya, aku mau nanya. Kok kamu suka sama yang lebih dewasa sih? Kenapa gak sama yang seumuran aja? Kan lebih seru?"

Hmmm. pertanyaan itu cukup sering juga ditanyakan sama teman-teman BBM atau Facebook-ku.

"Kok suka sama yang lebih dewasa?"
"Kok suka sama yang om-om gitu?"

Kalo harus dijawab sih, agak panjang juga penjelasannya. Mungkin lebih baik singkat aja ya.

Sebagai manusia, kita dilahirkan untuk memilih. Memilih bagaimana kita menjalani kehidupan seperti ini. Manusia juga punya selera masing-masing terhadap hal-hal yang disukainya atau tidak...termasuk ketertarikan terhadap orang lain.

Dalam kehidupan normal pun, seorang wanita punya tipe tertentu dari seorang pria idamannya, dan begitu juga sebaliknya. Pria juga menginginkan wanita dengan karakteristik yang ia sukai.

Bagaimana dalam dunia gay seperti ini?

Sama saja. Tiap orang punya tipe-nya masing-masing. Secara fisik, ada yang suka sama body atletis, ada juga yang suka sama yang gemuk, atau yang kurus, dengan spesifikasi tertentu, dll. Ada yang tertarik dengan yang seumuran, atau dengan yang lebih dewasa atau lebih muda. Manusia memang punya hak untuk memilih sesuai dengan keinginannya.

Dulu awal pertama sebelum aku menyadari kalo aku masuk ke dunia gay seperti ini, aku suka nonton film-film barat (bukan bokep). Aku bener-bener movie freak pas aku SMP dan SMA. Film-film itu kan pasti ada aktor utamanya yang ganteng-ganteng, dan aku suka dengan akting mereka. Mungkin dari situ awal mula aku menyukai orang-orang dewasa, jadi kayak mengagumi mereka, dan pengen mencontohi mereka.

Ketika aku mulai masuk ke dunia gay ini, aku pun semakin mantap saja kalau tipeku adalah bapak-bapak atau om-om gitu, karena selain aku suka melihat wajah-wajah mereka yang keren-keren dan membuat hatiku luluh (terutama yang berkacamata), di keluargaku aku juga cukup jarang mendapat perhatian dari ayahku. Aku lebih sering ngobrol sama ibuku daripada ayahku, karena semasa sekolah dulu di Medan, ayahku kerja di Aceh. Setiap Jumat dia balik ke Medan, dan Minggu malam dia harus kembali ke Aceh. Kami jarang ngobrol-ngobrol atau curhat bareng. Mungkin karena hal itulah, aku pengen bisa mendapatkan perhatian dan sayang dari sosok seorang ayah.

Sampai suatu ketika, tanggal 8 Agustus 2011, aku pun bertemu dengan Bang Joe, sosok yang sangat aku kagumi. Selain itu dia juga memberikanku kenyamanan, ngobrolnya juga nyambung dan enak, dan Bang Joe orangnya lucu dan suka becandaan. Lantaran aku orangnya juga suka becandaan, aku merasa sangat nyaman.

Kenapa aku gak suka sama yang seumuran?

Hmm...sebenernya bukannya gak suka. Kadang aku juga suka melihat brondong-brondong yang cakep, manis, dan ganteng yang bertebaran di mana-mana. Namun ya, aku cuman sekedar suka melihatnya aja. Gak ada gregetnya. Tapi kalo ngeliat om-om yang ganteng, cakep, aku gak cuman sekedar suka, tapi juga sekalian kagum dan ada gregetnya. Ada kesan "menggigit" gitu lah.

Alasan lain adalah, aku itu kalo menjalin hubungan kayak gini, aku serius. Nah, katanya sih, kalo pacaran sama yang seumuran, apalagi yang masih muda kayak gini, kalo pacaran itu kadang sama-sama egois. Mungkin ya aku belum pernah mengalaminya sendiri, tapi ya gak tau juga. Kata orang sih gitu. Hehehe... Aku jadi kayak menyimpulkan dari kata-kata orang, padahal harusnya aku merasakan sendiri gimana sensasinya pacaran sama brondong juga. Tapi ya mau gimana lagi, aku udah terlanjur nyaman dengan tipe favoritku, berteman dengan om-om, dengan orang yang jauh lebih dewasa dari aku, gak cuman dari segi umur, namun juga dari segi sifat dan sikapnya.

Sempat juga sih berpikiran untuk mencoba pacaran dengan yang seumuran, tapi.....sepertinya belum siap aja. Tapi kalo ditanya kapan siap nya, ya gak tau juga. Haha...

Kalo Bang Joe? Ya sudah jelas, gak perlu ditanya lagi, dia sukanya sama brondong. Ya jelas dong, kalo dia gak suka sama brondong, mana mungkin dia mengejar-ngejar aku? Dan pasti kalo dia gak suka brondong, pasti pacarnya sekarang juga om-om sama seperti dia.

"Bang, abang kok suka sama brondong sih? Gimana ceritanya?"

"Hmm... gak tau dek. Abang suka aja ngeliat brondong-brondong manis gitu. Ada rasa pengen mengagumi, menyayangi dan memberi perhatian sama brondong itu."

"Kenapa gak sama yang seumuran aja? Yang sama-sama dewasa gitu?"

"Enggak dek, abang gak suka. Gak ada gregetnya. Lagian kalo yang sama dewasa, jadi gak ada yang mendominasi, gak ada yang didominasi. Secara abang kan lebih pengen jadi peran yang lebih menyayangi dan mencintai, pengen ngebuat pasangan abang nyaman sama abang, jadinya ya abang suka sama yang brondong-brondong."

OK, case closed! Apapun tipe orang yang kamu suka, jalanin aja kehidupan yang kayak gini. Jangan dibikin ribetin, jalanin aja apa yang kamu suka., dibikin nyaman aja. Kehidupan dan cerita-cerita gay ini banyak dinamikanya, jadi nikmatin aja dinamika itu. Dan lagian, bukankah sesuatu hal yang dipaksakan itu gak baik?

No comments:

Post a Comment

YOU MIGHT ALSO LIKE: