Wednesday, January 29, 2014

Anak Muda Jaman Sekarang....Hadeehh...


Rabu, 29 Januari 2014, pukul 10.00 WIB

Pagi ini aku ditemani dengan secangkir fresh milk, sepiring nasi dengan 3 potong ayam goreng, laptop serta siaran NET. di TV. Bang Joe sudah berangkat kerja sejak jam 7 tadi. Bang Joe masuk kantor jam stengah 8, dan kebetulan apartmennya dekat dengan kantor, jadi tidak perlu terburu-buru untuk berangkat ke kantor

Setelah selesai sarapan, aku pun mengubek-ubek file-file yang ada di laptopku. Suatu ketika aku menemukan sebuah foto, tanggal 20 Desember 2013, dimana aku sedang berfoto bersama teman kuliahku Eni, di McDonald Jombor di Jalan Magelang, Yogyakarta. 

Saat itu kami datang ke McD jam 7 malam karena kami harus menyelesaikan tugas yang deadline-nya itu besok. Aku mengajak dia mengerjakan bareng di luar, karena kalo aku ngerjain tugas sendirian di kos, nanti ujung-ujungnya pasti ngantuk, dan tugas gak akan mungkin bisa selesai dengan kondisi aku tidur. Gak mungkin juga kan tanganku ini bisa mengetik keyboard laptop disaat aku tertidur lelap.

Sunday, January 26, 2014

DIARY: Tetaplah Setia Padanya



Kamis, 23 Januari 2014, 20.00 WIB

Aku baru saja pulang dari tugas lapanganku selama 3 hari 2 malam di daerah Purwodadi, Blora, dan Rembang. Tugasku di lapangan adalah mengamati singkapan-singkapan batuan (kok batu di amati sih??)

Perjalanan dari Rembang ke Yogyakarta memakan waktu sekitar 5 jam, dan pantatku terasa panas kalo duduk selama itu, padahal AC di dalam bus cukup dingin.

Ketika aku sampai di kos, badanku benar-benar capek. Langsung ku rebahkan badanku di atas tempat tidur dan mataku menghadap langit-langit kamar.

Thursday, January 23, 2014

Be Strong and Tough, Gays!




"Be strong and tough, gays!"

Itulah kalimat yang pantas bagi kita, kaum gay dan biseksual.

Kenapa?

Begini ceritanya...


Aku jadi teringat dengan salah satu teman kuliahku yang mengalami tindakan bullying dari teman-teman yang lain. Namanya Arif (nama samaran).

KASUS #1
Si Arif ini dicurigai seorang gay oleh teman-teman yang lain. Kasus ini berawal dari akun Facebook-nya si Arif. Di akun FB nya itu, tepatnya 1 tahun lalu, ternyata dia membuat status begini:

"I Love You, D-O-B-A"

Lalu ada yang berkomentar begini:

"D-O-B-A" itu apa? "Danny Oscar Beloved Arif yaaaa?"

"Iya... Hehehe..."

Lalu orang yang bernama "Danny Oscar" tadi pun juga berkomentar seperti ini:

"I love you too, Arif"

Sunday, January 19, 2014

MY STORY: Pacarmu Cewek atau Cowok?



"Eh, Aan. Kamu udah punya pacar belum sih? Kok aku gak pernah tau?", tanya seorang teman kuliahku bernama Risa kepadaku.

"Menurutmu aku udah punya pacar?"

"Gak tau, makanya aku tanya. Udah punya pacar apa belum? Sama temen baik sendiri gak dikasih tau. Curang nih.", tanyanya agak memaksa.

"Hmmmm....udah, tapi gak bisa aku ceritain. Hanya aku, dia, Tuhan, dan beberapa orang rahasia yang tidak bisa kusebutkan satu persatu. Kalo ke sesama teman kuliah, aku gak mau deh. Hehehe..."

MY INFO: English is IMPORTANT!


Hey, readers! It's me again, Aan. I hope you all are in a good condition.

Today, I start to write a post in English...
And I hope you can read this "English Post". If you can, the internet has "Google Translate". Try to use that facility :)

Well, the question is, "Why am I making this post in English?"

Just nothing. It's been a looong time ago I didn't post something in English.


Saturday, January 18, 2014

MY INFO: Mengapa Harus "Om-Om"?


Tulisan ini merupakan sekilas lanjutan dari posting Brondong atau Om-Om?

Hey, readers yang baik dan budiman, patuh pada orang tua, senang membantu, suka menyapu, dan suka menabung....

Selama aku menjalani kehidupan gay seperti ini, tipe yang aku suka adalah tipe yang lebih dewasa dariku alias Mature Men


Kenapa mereka? Kenapa gak yang seumuran aja?

MY STORY: Mas Doddy dan Si Tukang Bohong



12 Januari 2014, Jam 08.00

Pagi itu aku dibangunkan oleh mamaku yang meneleponku...

"Dek...baru bangun ya?

"Iya ma, tapi tadi Shubuh bangun kok. Abis Shubuh tidur lagi karena kepala pusing."

"Oooo. Jadi gimana? Besok masih ujian kan?"

"Masih, Ma. Masuk jam 7.30 pagi."

"Oh, yaudah, belajar ya nak, jangan sampe ngulang ya.

"Iya mamaku sayang"...

Setelah telepon kututup, aku merebahkan kembali tubuhku di atas kasur. Ku tatap langit-langit kamarku sembari membayangkan apa yang harus aku lakukan sekarang. Padahal tadi rencanaku ingin jogging sebentar setelah sekian lama gak jogging, tapi mata gak bisa kompromi, meminta untuk menutup lagi. 

Monday, January 6, 2014

MY STORY: Brondong atau Om-Om?


2 Januari 2014, Jam 05.30
Pagi ini aku terbangun dari tidurku karena suara alarm di handphoneku. Kulihat di sampingku Bang Joe masih mendengkur, tidurnya sangat pulas. Aku pun mematikan alarm tersebut, dan langsung memeluk Bang Joe sambil membangunkannya, karena hari ini dia sudah mulai masuk kerja.

Lalu di Android-ku, aku menerima BBM dari salah satu teman kampusku, namanya Guntur. Dia juga "belok" alias biseks (not gay), sama sepertiku.

"Aan, kamu lagi di kost gak?"

"Enggak Gun, aku lagi di Jakarta nih, di tempatnya Bang Joe."

"Oh, gitu. Kirain kamu lagi di kost. Pengen curhat langsung aja sih. Oh ya, aku mau nanya. Kok kamu suka sama yang lebih dewasa sih? Kenapa gak sama yang seumuran aja? Kan lebih seru?"

Hmmm. pertanyaan itu cukup sering juga ditanyakan sama teman-teman BBM atau Facebook-ku.

"Kok suka sama yang lebih dewasa?"
"Kok suka sama yang om-om gitu?"

Kalo harus dijawab sih, agak panjang juga penjelasannya. Mungkin lebih baik singkat aja ya.

Sebagai manusia, kita dilahirkan untuk memilih. Memilih bagaimana kita menjalani kehidupan seperti ini. Manusia juga punya selera masing-masing terhadap hal-hal yang disukainya atau tidak...termasuk ketertarikan terhadap orang lain.

Dalam kehidupan normal pun, seorang wanita punya tipe tertentu dari seorang pria idamannya, dan begitu juga sebaliknya. Pria juga menginginkan wanita dengan karakteristik yang ia sukai.

Bagaimana dalam dunia gay seperti ini?

Sama saja. Tiap orang punya tipe-nya masing-masing. Secara fisik, ada yang suka sama body atletis, ada juga yang suka sama yang gemuk, atau yang kurus, dengan spesifikasi tertentu, dll. Ada yang tertarik dengan yang seumuran, atau dengan yang lebih dewasa atau lebih muda. Manusia memang punya hak untuk memilih sesuai dengan keinginannya.

Dulu awal pertama sebelum aku menyadari kalo aku masuk ke dunia gay seperti ini, aku suka nonton film-film barat (bukan bokep). Aku bener-bener movie freak pas aku SMP dan SMA. Film-film itu kan pasti ada aktor utamanya yang ganteng-ganteng, dan aku suka dengan akting mereka. Mungkin dari situ awal mula aku menyukai orang-orang dewasa, jadi kayak mengagumi mereka, dan pengen mencontohi mereka.

Ketika aku mulai masuk ke dunia gay ini, aku pun semakin mantap saja kalau tipeku adalah bapak-bapak atau om-om gitu, karena selain aku suka melihat wajah-wajah mereka yang keren-keren dan membuat hatiku luluh (terutama yang berkacamata), di keluargaku aku juga cukup jarang mendapat perhatian dari ayahku. Aku lebih sering ngobrol sama ibuku daripada ayahku, karena semasa sekolah dulu di Medan, ayahku kerja di Aceh. Setiap Jumat dia balik ke Medan, dan Minggu malam dia harus kembali ke Aceh. Kami jarang ngobrol-ngobrol atau curhat bareng. Mungkin karena hal itulah, aku pengen bisa mendapatkan perhatian dan sayang dari sosok seorang ayah.

Sampai suatu ketika, tanggal 8 Agustus 2011, aku pun bertemu dengan Bang Joe, sosok yang sangat aku kagumi. Selain itu dia juga memberikanku kenyamanan, ngobrolnya juga nyambung dan enak, dan Bang Joe orangnya lucu dan suka becandaan. Lantaran aku orangnya juga suka becandaan, aku merasa sangat nyaman.

Kenapa aku gak suka sama yang seumuran?

Hmm...sebenernya bukannya gak suka. Kadang aku juga suka melihat brondong-brondong yang cakep, manis, dan ganteng yang bertebaran di mana-mana. Namun ya, aku cuman sekedar suka melihatnya aja. Gak ada gregetnya. Tapi kalo ngeliat om-om yang ganteng, cakep, aku gak cuman sekedar suka, tapi juga sekalian kagum dan ada gregetnya. Ada kesan "menggigit" gitu lah.

Alasan lain adalah, aku itu kalo menjalin hubungan kayak gini, aku serius. Nah, katanya sih, kalo pacaran sama yang seumuran, apalagi yang masih muda kayak gini, kalo pacaran itu kadang sama-sama egois. Mungkin ya aku belum pernah mengalaminya sendiri, tapi ya gak tau juga. Kata orang sih gitu. Hehehe... Aku jadi kayak menyimpulkan dari kata-kata orang, padahal harusnya aku merasakan sendiri gimana sensasinya pacaran sama brondong juga. Tapi ya mau gimana lagi, aku udah terlanjur nyaman dengan tipe favoritku, berteman dengan om-om, dengan orang yang jauh lebih dewasa dari aku, gak cuman dari segi umur, namun juga dari segi sifat dan sikapnya.

Sempat juga sih berpikiran untuk mencoba pacaran dengan yang seumuran, tapi.....sepertinya belum siap aja. Tapi kalo ditanya kapan siap nya, ya gak tau juga. Haha...

Kalo Bang Joe? Ya sudah jelas, gak perlu ditanya lagi, dia sukanya sama brondong. Ya jelas dong, kalo dia gak suka sama brondong, mana mungkin dia mengejar-ngejar aku? Dan pasti kalo dia gak suka brondong, pasti pacarnya sekarang juga om-om sama seperti dia.

"Bang, abang kok suka sama brondong sih? Gimana ceritanya?"

"Hmm... gak tau dek. Abang suka aja ngeliat brondong-brondong manis gitu. Ada rasa pengen mengagumi, menyayangi dan memberi perhatian sama brondong itu."

"Kenapa gak sama yang seumuran aja? Yang sama-sama dewasa gitu?"

"Enggak dek, abang gak suka. Gak ada gregetnya. Lagian kalo yang sama dewasa, jadi gak ada yang mendominasi, gak ada yang didominasi. Secara abang kan lebih pengen jadi peran yang lebih menyayangi dan mencintai, pengen ngebuat pasangan abang nyaman sama abang, jadinya ya abang suka sama yang brondong-brondong."

OK, case closed! Apapun tipe orang yang kamu suka, jalanin aja kehidupan yang kayak gini. Jangan dibikin ribetin, jalanin aja apa yang kamu suka., dibikin nyaman aja. Kehidupan dan cerita-cerita gay ini banyak dinamikanya, jadi nikmatin aja dinamika itu. Dan lagian, bukankah sesuatu hal yang dipaksakan itu gak baik?

MY STORY: Perhatian Bang Joe...


Cerita-cerita ini adalah cerita nyata....
Merupakan cerita cinta dalam kehidupan berhubungan dengan sesama jenis, yaitu kehidupan gay...
2 Januari 2014, jam 13.00
"Dek, maaf ya dek, abang siang ini gak balik ke apartmen. Tadi mendadak diajak temen abang ke kantor cabang."

Itulah SMS Bang Joe yang membangunkanku disaat aku ketiduran di sofa. Kulihat TV di depanku masih hidup, dan udara dingin AC di kamar apartmen yang cukup menusuk.

Tadi pagi sih Bang Joe bilang, pas jam istirahat kerja kantor, Bang Joe bakalan balik ke apartmen sebentar, rencananya sih mau makan siang bareng. Tapi ternyata SMS itu sudah dapat disimpulkan bahwa dia siang ini gak bisa ke sini.

OK. Awalnya aku sedikit kecewa, tapi gak apa-apa sih, gak masalah. Setidaknya aku masih bisa masak sendiri di sini. Lumayan, di kulkas masih ada nugget dan spagheti, dan ada ayam goreng juga. Cukup mengenyangkan juga. Lagian nanti malam juga Bang Joe juga bakalan balik ke sini, dia tidak akan kemana-mana.

Setelah selesai makan, aku kembali mengerjakan tugas kuliahku. Namun entah kenapa tiba-tiba kepalaku jadi pusing. Kepalaku rasanya berat, jadi aku memutuskan untuk tidur lagi.

Bangun tidur, kepalaku masih terasa berat dan pusing. Aku kemudian mandi, karena udah jam setengah 6, dan sebentar lagi Bang Joe bakalan balik ke apartmen.

Jam 18.15, Bang Joe pun pulang. Aku memeluknya dan menciumnya, namun setelah itu aku langsung tidur lagi di depan TV karena kepalaku masih terasa sangat berat dan badanku juga hangat, sedangkan Bang Joe beres-beres ruangan apartmen sambil masak makanan yang ada.

Selagi aku tidur di ruang TV, aku menggerakkan badanku ke kiri, dan mataku sedikit terbuka. Ternyata Bang Joe duduk di sofa di samping tempatku tidur. Aku ingin membuka seluruh mataku, ingin bangun dari tidurku, namun aku semakin gelisah saja karena kepalaku sangat pusing, dan badanku semakin hangat. Aku pun mengeluarkan suara yang gak jelas, yang akhirnya Bang Joe pun mendengarkannya.

"Dek, kenapa dek?", sahut Bang Joe disaat aku sedang bersuara tidak jelas itu.

Aku pun kemudian dipindahkan oleh Bang Joe di atas tempat tidur di kamar, dan dia menyandarkanku di sandaran tempat tidur dengan bantal di punggungku dan tubuhku diselimuti, dan Bang Joe langsung memberiku obat sakit kepala untuk kuminum. Aku pun langsung meminumnya dengan kondisi badan yang hangat dan cukup lemas.

Bang Joe tahu kalo aku belum makan malam, dan dia khawatir kalo aku akan terkena maag. Dia pun akhirnya menyiapkan sepiring nasi dengan nugget dan tempe goreng untukku. Kemudian dia duduk di samping tempat tidur, dan menyuapkan makanan ke dalam mulutku.  Aku pun mengunyah makanan yang sedikit demi sedikit disuapkan kepadaku sangat pelan, karena badanku masih cukup lemas.

"Moga cepat sembuh ya deeekkk...", ujar Bang Joe dengan mata sayu, menampilkan wajah kesedihan seorang Om.

Aku tak bisa membalas ucapannya. Mulutku masih penuh dengan makanan yang ia suapin. Aku hanya bisa membalas ucapannya dalam hati bahwa aku juga benar-benar cinta dan sayang sama Bang Joe...

"Hehe...jarang-jarang abang nyuapin adek kayak gini lho. Kalo di luar, di mall atau di tempat makan, abang pengen nyuapin adek, tapi adeknya kayaknya gak mau."

Dia terus menyuapkan makanan ke dalam mulutku. Dia mengecupkan bibirnya ke pipiku dan keningku...

Hingga suatu saat aku menangis karenanya...

Aku menangis karena aku luluh dengan perhatian Bang Joe. Mulai dari memindahkanku ke tempat tidur dan menyuapkan makananku, dan klimaksnya disaat dia menciumku dengan lembut. 

Saat itu aku teringat dengan keluargaku. Aku gak pernah mendapatkan perhatian seperti itu sebelumnya. Dari orangtuaku saja belum tentu mereka mau seperti itu.

Dari sikap Bang Joe itu, aku jadi semakin yakin kalo Bang Joe bener-bener sayang dan cinta kepadaku. Perhatiannya bener-bener membuatku nyaman dan ingin terus berada di sampingnya, walaupun dia adalah seorang pria, seorang lelaki, bukan seorang wanita

Setelah selesai makan, dia pun merebahkanku sehingga badanku telentang di atas tempat tidur itu. Dia membenarkan bantalnya, dan menutupi tubuhku dengan selimut. Dan kecupan Bang Joe di pipi, kening, dan bibirku pun menutup malam itu...

"Moga besok udah sembuh ya adek. Abang sayang kamu dek..."

Terima kasih, Bang Joe. Aku hanya ingin kau tahu kalau aku benar-benar sayang dan cinta kepadamu. Biarkan aku merasakan cintamu dan sayangmu sekali lagi... Aku hanya ingin terus bisa bersamamu...

Wednesday, January 1, 2014

MY STORY: Kembali ke Mantan!




1 Januari 2013, jam 06.00 WIB
Aku terbangun dari tidurku setelah tidur selama hanya 3 jam karena tadi malam aku tidurnya jam 03.00. Kulihat Android-ku, menunjukkan pukul 06.00. Ku lihat pula BBM, ternyata ada BBM dari Bang Ardy, temen Facebook-ku yang tinggal di daerah Jakarta Selatan, umurnya 24 tahun (dan dia BOT)

"Met tahun baru ya dek. Tahun baruan kemana?"

"Aku lagi di Jakarta bang, tempatnya Bang Joe. Kalo abang dimana?"

"Di kos aja nih. Lho, kamu kapan ke Jakarta?"

"Tanggal 30 Desember malam bang."

"Lho, kamu balikan sama Bang Joe?"

"Hmmm...ya begitulah..."

"Astaga, kamu itu udah disakitin sama dia, kok gak move on juga sih?"

"Ya gak tau, hatiku udah bilang kalo dia orang yang tepat. Mau gimana lagi?"

Ya, mungkin banyak kalangan biseks dan gay yang menggeluti dunia seperti ini, kalo udah berhubungan atau pacaran, dan apabila disakiti sama pacar kita sendiri, maka jangan kembali ke belakang alias balikan sama mantan, karena kamu kemungkinan akan kembali ke lubang yang sama, alias disakitin lagi.

Ada juga kalimat lucu yang bilang "Buanglah MANTAN pada tempatnya." Sekilas terdengar lucu juga, karena mantan disamakan dengan SAMPAH. Tapi yang jadi pertanyaan adalah, di mana tempatnya? Mungkin dari kalimat tersebut, tempatnya adalah tong sampah, tapi kalo tempatnya masih diletakkan di hati, gimana dong?

Aku juga gak bisa membohongi diriku sendiri kalo aku masih sayang sama Bang Joe. Ya, masih sayang sama dia. Aku bener-bener gak bisa melupakan dirinya. Setelah 2 tahun 2 bulan aku menjalin hubungan dengannya dengan LDR (Long Distance Relationship alias pacaran jarak jauh, Jakarta - Jogja) walaupun hubungan kami ada manisnya, ada pahitnya juga, namun hal-hal itu yang gak bisa bikin aku melupakan dia. 

Kadang kita gak bisa move on karena kita teringat oleh mantan. Ya, sama seperti yang aku alami. Soalnya mungkin kita udah terlalu nyaman dengan semua kenangan yang telah dialami bersama. Jadinya kita gagal untuk move on.

Suatu ketika aku lagi dalam perjalanan di atas motor setelah dari Ambarrukmo Plaza (atau disingkat Amplaz) di Jogja menuju kampus. Suatu ketika aku sedang berhenti di lampu merah, dan entah kenapa tiba-tiba aku teringat Bang Joe begitu saja. Aku teringat dengan semua kenangan-kenangan indah yang telah kami tulis bersama, mulai dari makan bareng, karaoke bareng, main biliar bareng, main bowling bareng, sampai ML bareng (ya iyalah ML bareng, kalo cuman sendiri bukan ML namanya, tapi coli).

Air mataku mulai membasahi pipiku, di atas motor!! Untung kaca helmku agak gelap, jadinya orang gak akan bisa melihat wajahku penuh dengan air mata. 

Dan itu gak cuman sekali terjadi padaku setelah aku putus dengan Bang Joe, tapi berkali-kali.


Jam 10.30 WIB
Tiba-tiba Bang Joe mengirimku SMS...
"Dek, lagi dimana? Ngapain? Udah sarapan?"

"Lagi di kamar nonton TV nih. Udah sarapan, tadi goreng nugget sama ayam, trus masak spagheti, sama minum kopi. Kalo abg udah sarapan?"

"Udah dek tadi jam 9. Beuuhh, enak banget tuh. Pengen dibuatin spagheti sama adek."

"Hehehe, boleh. Nanti malam aja ya adek buatin abg spagheti-nya. Abg kesini jam berapa bang?"

"Asyiiikk. Nanti abg ke sana jam 2 siang ya."

"Oke, adek tunggu abg disini ya. Love you bang"

"Love you sayang."

Namun sekarang aku kembali ke mantan! Aku kembali ke cinta pertamaku di dunia gay seperti ini... Aku ingin lagi merajut  dan menuliskan cerita cintaku dengan Bang Joe. Aku ingin kami berdua bisa melanjutkan ke bab-bab berikutnya, entah kapan sampai kami menyelesaikan cerita cinta kami, aku gak tahu, dan aku gak peduli. Yang terpenting adalah semoga hubungan kami baik-baik saja...

MY ADVENTURE: Jalan-Jalan ke Bromo

Sebenarnya ini bukan dibilang fieldtrip. Fieldtrip itu biasanya adalah sebuah kunjungan lapangan, di mana dosen dan para mahasiswa lainnya berkunjung ke suatu lokasi untuk mengamati suatu fenomena alam di lokasi tersebut. Biasanya fieldtrip itu lebih banyak bosannya daripada rekreasinya, karena kalo fieldtrip itu harus bawa barang-barang yang cukup banyak, dan harus mencatat apa yang dibilang dosen. Selesai fieldtrip, dosen menyuruh kita untuk membuat laporan fieldtrip yang biasanya dikumpul 1 minggu setelah fieldtrip. Benar-benar menyebalkan

Tapi tidak dengan fieldtrip yang satu ini... Fieldtrip ke BROMO!!!

Kalo bukan karena fieldtrip dari kampus, aku gak akan pernah terpikirkan dan berniat ke Bromo.

28 Desember 2013, jam 07.30
Aku dan teman-teman kuliahku sudah berkumpul di salah satu kampus terkenal di Kota Yogyakarta. Ku lihat sudah ada 3 unit bus yang menunggu kami untuk melakukan perjalanan jauh ke Bromo, Jawa Timur.
Sebelum berangkat, ketua panitia mengabsen kami semua satu per satu, lalu dilanjutkan dengan kata sambutan dari Dosen, dan diakhiri dengan doa memohon keselamatan perjalanan.

Dan perjalanan ke Bromo pun DIMULAI!! Berawal dari Kota Yogyakarta - Klaten - Solo - Sragen, dan lanjutannya yang aku ingat cuman Mojokerto, Jombang, Pasuruan, lalu Bromo

Aku pun duduk di bus di samping teman baikku, Rudy. Rudy ini sudah tahu kalau aku itu adalah seorang biseks (bukan gay, aku masih suka cewek. Hehe..), namun dia sendiri adalah straight, dia cowok tulen, cakep, ramah, pinter pula. Aku sempat suka dengan dirinya, tapi cuman sekedar suka aja, gak ada gregetnya sama sekali. Soalnya aku demennya sama mas-mas atau om-om umur 30-an keatas. \

Selama perjalanan, aku mengobrol cukup banyak dengannya untuk melepas kebosanan di perjalanan yang cukup panjang itu. Dia juga tahu kalau aku punya pacar cowok, yaitu Bang Joe. Aku sering curhat dengannya, dan dia juga memberi solusi yang pas bagiku...

Perjalanan diperkirakan memakan waktu 9 jam, berarti kira-kira nyampe di Bromo sekitar jam 17.00 WIB. Namun ternyata perkiraannya meleset jauh. Kami pun nyampe di penginapan di Kaki Gunung Bromo jam 23.30!!! Yang membuat lama di perjalanan adalah karena macet akibat adanya kecelakaan yang menewaskan 18 orang (itu kata berita) di daerah Probolinggo.

Jam 23.30 WIB
Kami pun akhirnya sampai di home stay yang ada di Bromo. Sebelumnya sudah dibagikan siapa-siapa aja yang menempati rumah-rumah. Aku pun kebagian menempati rumah nomor 2 bersama dengan Rudy dan 15 orang lainnya. Suasanya di sana sangat diingiiiiiiiinnnn. Pake sarung tangan, kaos kaki, sarung kepala pun masih belum mempan. Rasa dingin pun bener-bener menusuk sampai tulangku.
Setelah meletakkan tas di kamar, aku pun gosok gigi, lalu langsung tidur, karena aku gak sabar untuk menunggu pagi, tidak sabar untuk naik ke Gunung Bromo!!

29 Desember 2013, Jam 03.45
Aku terbangun dari tidurku karena suara mesin mobil Jeep dan motor di jalanan. Home stay yang aku tempati tepat di samping jalan naik ke Gunung Bromo, sehingga suara mobil dan motor terdengar sangat jelas.

Saat itu aku bangun meliat ke luar dengan udara yang sangat dingin menyelimutiku. Aku melihat banyak mobil Jeep dan motor yang sepertinya akan naik untuk melihat matahari terbit di Gunung Bromo. Aku pengen ikut, tapi sepertinya tidak mungkin. Mau tidur, aku juga gak bisa tidur lagi...


29 Desember 2013, Jam 09.00
Aku dan teman-temanku berkumpul di halaman yang cukup luas di pinggir jalan, dan kami bersiap-siap untuk naik ke Gunung Bromo. Mobil-mobil Jeep sudah dipersiapkan, dimana 1 mobil untuk 6 orang.penumpang.
Ketika sampai di wilayah Gunung Bromo, aku tercengang. Pemandangannya sungguh indah. Hamparan pasir hasil erupsi yang sangat luas seperti gurun pasir pun terbentang. Di dalam mobil aku merasakan sensasi menjadi penumpang mobil off-road, berguncang-guncang melewati padang pasir, hingga kami semua sampai di daerah Gunung Tengger.

Sesampainya di sana, aku pun tak lupa mengabadikan momen-momen yang mungkin terjadi sekali seumur hidup ini. Aku berfoto bersama teman-temanku, memotret keindahan alam Sang Pencipta yang tertuang di atas permukaan bumi.

Setelah itu dosen pun mulai memberi penjelasan tentang bagaimana sejarah terbentuknya daerah tersebut hingga menjadi seperti sekarang ini. Satu jam kemudian, kami pun melanjutkan perjalanan ke lokasi selanjutnya, yaitu Gunung Batok dan Kaldera Bromo!!

Jam 12.00, lokasi Gunung Batok dan Kaldera Bromo
Sekali lagi aku takjub dengan pemandangan di sekitar. Hamparan pasir terbentang luas, dan terdapat Gunung Batok yang sangat indah, dan tepat di sebelahnya terdapat Kaldera Bromo yang terkenal itu. Dosen pun mulai memberikan penjelasan. Aku mencatat semua penjelasannya, karena aku yakin setelah selesai fieldtrip ini, kami akan diberikan tugas untuk membuat laporan fieldtrip itu.

Setelah penjelasan selesai, kami pun diberi keluangan waktu untuk REKREASI! Yes! Aku dan teman-temanku langsung berjalan naik di atas hamparan pasir itu. Tapi jalannya harus hati-hati ya, karena banyak ranjau darat bertebaran di sana (maksudnya tai kuda banyak berjatuhan. Hehehe) dan segera menuju Kaldera Bromo dengan menaiki anak-anak tangga yang cukup tinggi dan jauh itu. hingga akhirnya aku dapat menikmati keindahan Kaldera Bromo. Tak lupa aku mengabadikan momen-momen itu dengan memotret pemandangan sekitar.

Jam 15.00
Aku dan teman-temanku semua kembali ke penginapan untuk kembali ke Yogyakarta. Setelah dari Gunung Bromo menaiki Jeep, mobil-mobil angkutan sudah berbaris untuk mengantarkan kami ke terminal tempat dimana bus kami menunggu. Setelah sampai di terminal, kami pun memulai perjalanan pulang kembali ke Kota Yogyakarta

Di dalam bus, aku pun menelepon ibuku bahwa aku baik-baik saja, dan bilang kalo aku dalam perjalanan pulang. Setelah itu, aku telpon Bang Joe, namun dia tidak mengangkat. Mungkin dia sedang pergi dengan keluarganya, sehingga aku maklumi bahwa dia tidak bisa diganggu. Aku sms saja dia

"Bang, adek lagi dalam perjalanan balik ke Jogja nih. Doain ya bang moga selamat sampai tujuan."

Dan ternyata 30 menit kemudian dia membalas SMS-ku disaat aku lagi asik-asiknya baca buku sambil mendengarkan lagu di dalam bus

"Sory dek, baru balas. Tadi lagi sama keluarga, tapi gak ngeliat HP. Moga selamat sampai tujuan, moga baik-baik aja disana. Besok malam abang tunggu adk di Jakarta ya."

Ya, tanggal 30 Desember 2013 aku akan segera bertemu dengan Bang Joe, mantanku (yang sekarang udah balikan jadi pacar). Setelah 4 bulan lamanya aku tidak bertemu dengannya, akhirnya ada juga kesempatan untuk bertemu dengannya. Aku semakin tidak sabar menunggu hari esok....

Fieldtrip ke Bromo benar-benar menyenangkan. Sekali lagi, kalo bukan karena acara kampus, aku gak akan pernah ke tempat ini. Fieldtrip ini kalau aku persentasekan, 45% rekreasi, dan 50% perjalanan, dan hanya 5% belajarnya. Haha...padahal biasanya fieldtrip adalah hal yang paling malesin, paling belajarnya sampai 50%, capek 40%, dan hanya 10% rekreasi. Benar-benar menyenangkan. 

Dan aku juga sarankan ke kalian untuk datang ke tempat ini, GUNUNG BROMO! Karena kalian pasti akan tercengang keindahannya.Sungguh tangan Tuhan, Sang Seniman Dunia. Subhanallah!

Gunung Batok, letaknya di samping Kaldera Bromo





It's ME! Picture taken by Rudy ^_^

Bunga Edelweiss, oleh-oleh dari Bromo, harganya 10ribu


Kaldera Bromo, terlihat dari jauh


MY STORY: Bertemu Bang Joe

Ini bukan Bang Joe, cuman mirip Rhenald Kasali (tanpa kumis)
 
30 Desember 2013
Aku terbangun dari tidurku, ku lihat jam di Android-ku, telah menunjukkan pukul 09.30 WIB. Tidur yang cukup berharga, setelah perjalanan panjang dari fieldtrip-ku di Bromo. Perjalanan dari Bromo dimulai pukul 15.00 WIB, dan baru sampai di Kota Yogyakarta esok paginya pukul 05.00 WIB. Saat sampai di Yogyakarta, aku langsung menuju kamar kos ku, sholat Shubuh, dan langsung tepar

Pagi itu aku tidak kemana-mana, hanya ingin istirahat saja di kamar sambil nonton film :"Pitch Perfect" yang sangat kusuka, setelah itu aku pun berkemas-kemas mempersiapkan barang-barangku yang akan aku bawa, karena jam 16.00 WIB aku akan pergi ke Jakarta untuk bertemu Bang Joe

Ya......aku akan bertemu bang Joe setelah sekian lama (sekitar 4 bulan) aku tidak pernah bertemu dengannya. Terakhir kali aku bertemu dengannya tanggal 20 Agustus 2013 di Depok. Namun karena kesibukan kuliahku yang bertubi-tubi di Semester 5 ini, dan Bang Joe juga sibuk dengan pekerjaannya, kami pun tidak memiliki waktu yang pas untuk bertemu. Hari Sabtu dan Minggu aku libur kuliah, namun tetap saja aku gak bisa ketemu dengan Bang Joe, karena Bang Joe tinggal di apartmen-nya di daerah Slipi di Jakarta Barat hanya hari Senin - Jumat, itu pun karena dia kerja di daerah situ. Jumat malam dia harus kembali ke rumah keluarganya di Depok. Bagaimana pula caranya, disaat Sabtu dan Minggu aku libur, dia kembali ke Depok? Tak akan bisa...

Jam 13.30 WIB
Aku menghidupkan motor Vixion-ku dan aku mulai melaju menuju Bandara Adisucipto, Yogyakarta. Setelah sampai di sana, aku memarkirkan motorku di tempat penitipan inap motor. Kemudian aku menuju counter tiket untuk ngeprint tiket keberangkatanku ke Jakarta. Setelah masuk dan check-in, aku langsung menunggu di ruang tunggu keberangkatan. Ketika aku sedang duduk sambil mendengarkan musik, Bang Joe meneleponku:

"Dek, udah di mana?"

"Udah di ruang tunggu bandara bang. Abg di mana?"

"Masih di kantor dek. Nanti jam 6 abg udah balik ke apartmen."

"Oke, aku berangkat jam 4 nanti. Kira-kira jam 5 lewat udah nyampe Jakarta. Paling ya nyampe apartmen abang jam stengah 7 lewat lah"

"Oke dek, abang tungu di sini ya. Nanti kabarin aja kalo udah nyampe di apartmen. Hati-hati di jalan ya dek. Abang kangen banget sama kamu."

"Iya bang, aku juga udah gak sabar ketemu sama abg. Udah sekian lama..."

Telepon pun kututup. Aku semakin gak sabar bertemu dengan Bang Joe...

Sesampainya di Bandara Soekarno-Hatta, aku langsung menuju taksi yang tersedia di parkiran. Langsung aku menyuruh supir taksi untuk menuju ke daerah Slipi di Jakarta Barat. Kondisi saat itu sedang hujan cukup deras, membuat jalanan cukup macet. Selama di perjalanan aku menghidupkan Google Maps-ku dari Androidku, karena aku takut aja kalo supir taksinya membawaku nyasar entah kemana. Namun aku yakin dia tidak akan macam-macam. Soalnya aku yakin dia akan membawa penumpang berputar-putar kalo penumpang tersebut bukan orang Jakarta yang tidak tahu jalan, yang hanya mengandalkan supirnya. Namun karena aku ada bakat berakting, jadi aku bersikap seolah-olah aku tinggal di Jakarta, padahal aku tinggal di Kota Yogyakarta, yang notabene tidak tahu betul kondisi jalanan di Jakarta. Hahaha...

Supir taksi itu memberhentikanku di depan pintu ruang lobby apartmen, dan aku membayar taksi tersebut. Aku langsung melangkahkan kakiku masuk ke lobby, dan aku menelepon Bang Joe kalau aku sudah sampai di gedung apartmen, dan menyuruh dia untuk turun.

Jam 18.30 WIB
Dan akhirnya aku bisa bertemu Bang Joe...

Dia tidak berubah sama sekali, dengan wajah yang mirip dengan Rhenald Kasali (tanpa kumis), berkacamata, pipi yang chubby, perut yang buncit, tidak ada yang spesial dari dirinya. Dia bukan sosok yang berbadan tinggi, putih, atletis, yang banyak disukai orang-orang (terutama para gay), namun entah kenapa dia merpakan sosok yang spesial di mataku. Mungkin karena sifatnya yang kebapakan, dewasa, mampu memanjakan brondongnya ini (haha...), sehingga setiap kali aku bertatapan wajah dengannya, aku sangat nyaman...

Kami pun bersalaman, dan langsung menuju lift untuk naik ke kamar apartmen-nya. Ini pertama kalinya aku ke apartmen-nya. Sesampai di kamar,  ruangannya cukup bagus dan nyaman. Dengan 1 ruang TV, dapur, 2 kamar tidur, dan 1 kamar mandi. Tidak seperti kamar kost-nya yang dulu, hanya kamar tidur dan kamar mandi, yang membuat Bang Joe tidak pernah betah berlama-lama di kamar kost, sehingga dia memutuskan untuk pindah ke kamar tidur yang lebih nyaman.

Aku meletakkan barang-barangku, lalu aku duduk di sofa sambil merokok dan nonton TV. Dia pun mengikutiku lalu duduk di sampingku sambil merokok. Kami pun mengobrol sebentar tentang keadaan masing-masing setelah tidak bertemu selama 4 bulan lamanya. Walaupun tidak saling bertemu selama 4 bulan, yang kami rasakan serasa 1 tahun.

Tiba-tiba dia memelukku dari samping, dan menangis...

Aku pun membalas pelukannya...dan menangis pula...

Saat itu kami sedang putus alias tidak pacaran, karena suatu hal (yang mungkin akan ku ceritakan di posting yang lain), namun aku merasakan kenyamanan saat itu...

Ia pun mulai mengarahkan bibirnya ke bibirku, dan mengecupnya dengan perlahan. Aku pun membalas ciumannya. Setelah itu kami berjalan menuju kamarnya. Kami saling bercumbu, saling menghangatkan, saling melepas kangen yang sudah menumpuk sejak lama. Bang Joe mendekapku dari atas, dan aku juga memeluknya dengan sangat erat. Bang Joe mulai melepaskan semua helai-helai benang yang ada di tubuhnya, begitu juga denganku. Kami benar-benar berusaha untuk saling menghangatan satu sama lain, dibaluti dengan kesedihan yang mendalam karena tidak saling bertemu cukup lama.

"Dek, abang kangen banget sama kamu dek", ujar Bang Joe sambil menitikkan air mata

"Aku juga kangen banget sama kamu bang.", aku pun ikut-ikutan menangis

"Adek mau jadi pacarku lagi ya. Abang butuh kamu dek. Abang kesepian di sini." ujar Bang Joe memelas

DEG!! Aku tidak menyangka ia akan berkata seperti itu. Setelah aku putus dengan Bang Joe hampir 3 bulan yang lalu, aku memutuskan untuk berteman baik saja dengannya, karena aku pikir gak akan ada rasa nyaman lagi kalau berhubungan serius dengannya. Sama orang lain pun aku juga berniat untuk berteman saja, tanpa ada mengarah ke hal yang serius, karena aku masih gak mau merasakan sakit hati...

Aku sering bertanya dalam hatiku, apakah aku akan balikan dengan Bang Joe? Apakah Bang Joe merupakan orang yang sangat tepat bagiku? Namun hatiku belum bisa menjawabnya, hingga ketika dia memelukku dan menciumku dengan mesra malam itu, aku ingin pacaran lagi dengannya. Aku juga butuh dia, butuh kasih sayang dia, butuh perhatian dari dia. Aku rasa dia orang yang paling tepat bagiku. Mungkin aku pikir banyak orang lain di luar sana yang lebih baik dari dirinya, tapi aku gak mau menyia-nyiakan sosok di depanku yang benar-benar nyaman bagiku...

"Iya bang, adek mau jadi pacar abang lagi. Adek juga butuh abg.". ujarku sambil mengisak tangis

Bang Joe langsung memelukku dengan eratnya. Kami berdua pun terhanyut dalam tangis...

"Makasih ya dek. Makasih udah mau jadi pacar abang lagi. Abang bakalan menyayangi dan mencintai adek setulus hati. Abang juga akan jaga komitmen kita. Abang janji."

"Iya bang. Adek juga pengen berkomitmen lagi dengan abg. Adek sayang kamu bang..."

Kami berdua pun menghabiskan malam itu dengan penuh kemesraan. Jam sudah menunjukkan pukul 23.00 WIB, dan kami tentu saja belum tidur. Masih ada satu tugas yang harus diselesaikan (kalian tahu sendiri fenomena cerita gay apa yang akan terjadi antara dua orang pria yang sedang bercumbu. Hahaha...), dan akhirnya kami baru tidur jam 01,00.

Bang Joe pun langsung tertidur pulas setelah membersihkan diri, dan aku pun rebahan di dadanya sambil ditutupi dengan selimut. Sudah lama aku tidak mendengarkan ia mendengkur, suatu hal yang sangat aku kangenin. Aku pun mulai terjaga dengan penuh senyum dan dibaluti dengan kehangatan dari selimut dan tubuhnya...

Aku berharap semoga hubungan di antara kami baik-baik saja ke depannya. Semoga masalah-masalah yang akan kami hadapi nantinya bisa diselesaikan dengan cepat...

I LOVE YOU, BANG JOE...

MY STORY: HAPPY NEW YEAR 2014!

HAPPY NEW YEAR 2014!!



Note: Ini bukanlah cerita gay yang tidak hanya membahas tentang kontol atau penis, lubang pantat, sperman, dll. Hahaha...

Tahun 2013 sudah kita lalui, dan kita semua akan mulai menghadapi tahun 2014 yang penuh dengan misteri. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi di tahun 2014, namun kita harus berdoa serta berusaha untuk menjadi pribadi yang lebih baik daripada sebelumnya. Semoga kita semua makin sukses, diberi kesehatan sehingga kita bisa menjalani kehidupan ini lebih baik lagi.


Malam ini aku menghabiskan malam tahun baru di Jakarta Barat di daerah Slipi, tepatnya di kamar apartmen BF-ku, Bang Joe. Namun malam tahun baru ini aku tidak ditemani olehnya, karena dia pulang ke rumah keluarganya di Depok bersama istri dan anaknya. Aku memaklumi dan tidak mempermasalahkan hal itu karena keluarga adalah prioritas utama baginya.

31 Desember 2013, jam 11:50 WIB
Sudah kudengar gemuruh di luar gedung apartmen, dan segera aku keluar menuju balkon apartmen untuk melihat pertunjukan kembang api gratis menyambut datangnya tahun baru. Ini merupakan hal yang tak pernah ku lihat dan ku rasakan sebelumnya, melihat pertunjukan kembang api di Jakarta dari balkon apartmen, sehingga aku bisa melihatnya dari segala penjuru. Aku pun tersenyum, walaupun aku sendiri, namun aku tetap senang.

Tahun lalu saat pergantian tahun dari 2012 ke 2013, aku menghabiskan malam tahun baruku di Kota Medan, bersama dengan Bang Joe. Waktu itu dia masih kerja dan tinggal di Medan (sebelum pindah ke Jakarta bulan Februari 2013), namun keluarganya tetap di Depok. Kami pun menikmati pertunjukan kembang api di kawasan Lapangan Merdeka bersama dengan ratusan bahkan mungkin ribuan orang yang memadati lokasi tersebut. Sungguh berkesan.

Namun beda ceritanya pada saat pergantian tahun 2011 ke 2012. Saat itu aku nggak bisa kemana-mana, harus jaga kandang di Kota Yogyakarta. Kenapa? Karena harus mengerjakan tugas bersama dengan 15 teman kuliahku (saat itu masih kuliah semester 1). Tapi kami tetap menikmati pergantian tahun dengan bermain kembang api bersama. Namun setelah itu kami harus melanjutkan mengerjakan tugas. Haha...sungguh tragis kalo diingat.

1 Januari 2014, jam 00:15 WIB
Androidku berbunyi, ternyata Bang Joe mengirim SMS:

"Dek, abg ucapin Selamat Tahun Baru. Moga di thn 2014 adek lebih sehat, lebih ceria bahagia, dan lebih sukses dalam segala hal. Moga hubungan kita jadi lebih baik, lebih akur, lebih dekat, dan lebih bahagia. Awal tahun 2014 ini abg memperbarui komitmen sayang dan cinta abg ke adek.Maaf abang gak bisa nemenin adek malam tahun baruan disana. Makasih atas pengertian adk. Love u dek..."


Aku benar-benar tersentuh membaca SMS Bang Joe itu. Rasanya aku tak bisa berhenti membaca SMS itu berulang kali, dan sepertinya malam ini aku tak akan tidur. Aku ingin menikmati malam tahun baru ini...


Resolusi 2014
Di tahun 2014 ini, aku berharap semoga aku bisa mengintrospeksi diri sehingga aku bisa menjadi sosok seorang biseks (ya!! aku seorang biseks, bukan gay tulen. Aku masih suka pada keindahan wanita) yang lebih baik lagi, dan bisa memperbaiki kualitas diriku,

Selain itu, aku berharap semoga hubunganku dengan Bang Joe bisa berjalan dengan lancar, dan semoga bisa menyelesaikan masalah-masalah yang akan kami hadapi di masa yang akan datang...

Love you, Bang Joe..


YOU MIGHT ALSO LIKE: