Cerita-cerita ini adalah cerita nyata....
Merupakan cerita cinta dalam kehidupan berhubungan dengan sesama jenis, yaitu kehidupan gay...
2 Januari 2014, jam 13.00
"Dek, maaf ya dek, abang siang ini gak balik ke apartmen. Tadi mendadak diajak temen abang ke kantor cabang."
Itulah SMS Bang Joe yang membangunkanku disaat aku ketiduran di sofa. Kulihat TV di depanku masih hidup, dan udara dingin AC di kamar apartmen yang cukup menusuk.
Tadi pagi sih Bang Joe bilang, pas jam istirahat kerja kantor, Bang Joe bakalan balik ke apartmen sebentar, rencananya sih mau makan siang bareng. Tapi ternyata SMS itu sudah dapat disimpulkan bahwa dia siang ini gak bisa ke sini.
OK. Awalnya aku sedikit kecewa, tapi gak apa-apa sih, gak masalah. Setidaknya aku masih bisa masak sendiri di sini. Lumayan, di kulkas masih ada nugget dan spagheti, dan ada ayam goreng juga. Cukup mengenyangkan juga. Lagian nanti malam juga Bang Joe juga bakalan balik ke sini, dia tidak akan kemana-mana.
Setelah selesai makan, aku kembali mengerjakan tugas kuliahku. Namun entah kenapa tiba-tiba kepalaku jadi pusing. Kepalaku rasanya berat, jadi aku memutuskan untuk tidur lagi.
Bangun tidur, kepalaku masih terasa berat dan pusing. Aku kemudian mandi, karena udah jam setengah 6, dan sebentar lagi Bang Joe bakalan balik ke apartmen.
Jam 18.15, Bang Joe pun pulang. Aku memeluknya dan menciumnya, namun setelah itu aku langsung tidur lagi di depan TV karena kepalaku masih terasa sangat berat dan badanku juga hangat, sedangkan Bang Joe beres-beres ruangan apartmen sambil masak makanan yang ada.
Selagi aku tidur di ruang TV, aku menggerakkan badanku ke kiri, dan mataku sedikit terbuka. Ternyata Bang Joe duduk di sofa di samping tempatku tidur. Aku ingin membuka seluruh mataku, ingin bangun dari tidurku, namun aku semakin gelisah saja karena kepalaku sangat pusing, dan badanku semakin hangat. Aku pun mengeluarkan suara yang gak jelas, yang akhirnya Bang Joe pun mendengarkannya.
"Dek, kenapa dek?", sahut Bang Joe disaat aku sedang bersuara tidak jelas itu.
"Dek, maaf ya dek, abang siang ini gak balik ke apartmen. Tadi mendadak diajak temen abang ke kantor cabang."
Itulah SMS Bang Joe yang membangunkanku disaat aku ketiduran di sofa. Kulihat TV di depanku masih hidup, dan udara dingin AC di kamar apartmen yang cukup menusuk.
Tadi pagi sih Bang Joe bilang, pas jam istirahat kerja kantor, Bang Joe bakalan balik ke apartmen sebentar, rencananya sih mau makan siang bareng. Tapi ternyata SMS itu sudah dapat disimpulkan bahwa dia siang ini gak bisa ke sini.
OK. Awalnya aku sedikit kecewa, tapi gak apa-apa sih, gak masalah. Setidaknya aku masih bisa masak sendiri di sini. Lumayan, di kulkas masih ada nugget dan spagheti, dan ada ayam goreng juga. Cukup mengenyangkan juga. Lagian nanti malam juga Bang Joe juga bakalan balik ke sini, dia tidak akan kemana-mana.
Setelah selesai makan, aku kembali mengerjakan tugas kuliahku. Namun entah kenapa tiba-tiba kepalaku jadi pusing. Kepalaku rasanya berat, jadi aku memutuskan untuk tidur lagi.
Bangun tidur, kepalaku masih terasa berat dan pusing. Aku kemudian mandi, karena udah jam setengah 6, dan sebentar lagi Bang Joe bakalan balik ke apartmen.
Jam 18.15, Bang Joe pun pulang. Aku memeluknya dan menciumnya, namun setelah itu aku langsung tidur lagi di depan TV karena kepalaku masih terasa sangat berat dan badanku juga hangat, sedangkan Bang Joe beres-beres ruangan apartmen sambil masak makanan yang ada.
Selagi aku tidur di ruang TV, aku menggerakkan badanku ke kiri, dan mataku sedikit terbuka. Ternyata Bang Joe duduk di sofa di samping tempatku tidur. Aku ingin membuka seluruh mataku, ingin bangun dari tidurku, namun aku semakin gelisah saja karena kepalaku sangat pusing, dan badanku semakin hangat. Aku pun mengeluarkan suara yang gak jelas, yang akhirnya Bang Joe pun mendengarkannya.
"Dek, kenapa dek?", sahut Bang Joe disaat aku sedang bersuara tidak jelas itu.
Aku pun kemudian dipindahkan oleh Bang Joe di atas tempat tidur di kamar, dan dia menyandarkanku di sandaran tempat tidur dengan bantal di punggungku dan tubuhku diselimuti, dan Bang Joe langsung memberiku obat sakit kepala untuk kuminum. Aku pun langsung meminumnya dengan kondisi badan yang hangat dan cukup lemas.
Bang Joe tahu kalo aku belum makan malam, dan dia khawatir kalo aku akan terkena maag. Dia pun akhirnya menyiapkan sepiring nasi dengan nugget dan tempe goreng untukku. Kemudian dia duduk di samping tempat tidur, dan menyuapkan makanan ke dalam mulutku. Aku pun mengunyah makanan yang sedikit demi sedikit disuapkan kepadaku sangat pelan, karena badanku masih cukup lemas.
"Moga cepat sembuh ya deeekkk...", ujar Bang Joe dengan mata sayu, menampilkan wajah kesedihan seorang Om.
Aku tak bisa membalas ucapannya. Mulutku masih penuh dengan makanan yang ia suapin. Aku hanya bisa membalas ucapannya dalam hati bahwa aku juga benar-benar cinta dan sayang sama Bang Joe...
"Hehe...jarang-jarang abang nyuapin adek kayak gini lho. Kalo di luar, di mall atau di tempat makan, abang pengen nyuapin adek, tapi adeknya kayaknya gak mau."
Dia terus menyuapkan makanan ke dalam mulutku. Dia mengecupkan bibirnya ke pipiku dan keningku...
Hingga suatu saat aku menangis karenanya...
Aku menangis karena aku luluh dengan perhatian Bang Joe. Mulai dari memindahkanku ke tempat tidur dan menyuapkan makananku, dan klimaksnya disaat dia menciumku dengan lembut.
Bang Joe tahu kalo aku belum makan malam, dan dia khawatir kalo aku akan terkena maag. Dia pun akhirnya menyiapkan sepiring nasi dengan nugget dan tempe goreng untukku. Kemudian dia duduk di samping tempat tidur, dan menyuapkan makanan ke dalam mulutku. Aku pun mengunyah makanan yang sedikit demi sedikit disuapkan kepadaku sangat pelan, karena badanku masih cukup lemas.
"Moga cepat sembuh ya deeekkk...", ujar Bang Joe dengan mata sayu, menampilkan wajah kesedihan seorang Om.
Aku tak bisa membalas ucapannya. Mulutku masih penuh dengan makanan yang ia suapin. Aku hanya bisa membalas ucapannya dalam hati bahwa aku juga benar-benar cinta dan sayang sama Bang Joe...
"Hehe...jarang-jarang abang nyuapin adek kayak gini lho. Kalo di luar, di mall atau di tempat makan, abang pengen nyuapin adek, tapi adeknya kayaknya gak mau."
Dia terus menyuapkan makanan ke dalam mulutku. Dia mengecupkan bibirnya ke pipiku dan keningku...
Hingga suatu saat aku menangis karenanya...
Aku menangis karena aku luluh dengan perhatian Bang Joe. Mulai dari memindahkanku ke tempat tidur dan menyuapkan makananku, dan klimaksnya disaat dia menciumku dengan lembut.
Saat itu aku teringat dengan keluargaku. Aku gak pernah mendapatkan perhatian seperti itu sebelumnya. Dari orangtuaku saja belum tentu mereka mau seperti itu.
Dari sikap Bang Joe itu, aku jadi semakin yakin kalo Bang Joe bener-bener sayang dan cinta kepadaku. Perhatiannya bener-bener membuatku nyaman dan ingin terus berada di sampingnya, walaupun dia adalah seorang pria, seorang lelaki, bukan seorang wanita
Setelah selesai makan, dia pun merebahkanku sehingga badanku telentang di atas tempat tidur itu. Dia membenarkan bantalnya, dan menutupi tubuhku dengan selimut. Dan kecupan Bang Joe di pipi, kening, dan bibirku pun menutup malam itu...
"Moga besok udah sembuh ya adek. Abang sayang kamu dek..."
Dari sikap Bang Joe itu, aku jadi semakin yakin kalo Bang Joe bener-bener sayang dan cinta kepadaku. Perhatiannya bener-bener membuatku nyaman dan ingin terus berada di sampingnya, walaupun dia adalah seorang pria, seorang lelaki, bukan seorang wanita
Setelah selesai makan, dia pun merebahkanku sehingga badanku telentang di atas tempat tidur itu. Dia membenarkan bantalnya, dan menutupi tubuhku dengan selimut. Dan kecupan Bang Joe di pipi, kening, dan bibirku pun menutup malam itu...
"Moga besok udah sembuh ya adek. Abang sayang kamu dek..."
Terima kasih, Bang Joe. Aku hanya ingin kau tahu kalau aku benar-benar sayang dan cinta kepadamu. Biarkan aku merasakan cintamu dan sayangmu sekali lagi... Aku hanya ingin terus bisa bersamamu...
No comments:
Post a Comment